BAB 1
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah.
Sebab kami mengangkat judul “PENERAPAN METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN STUDY
KOMPARETIF ANTARA TAHFIDZUL QUR’AN PUTRA DAN TAHFIDZUL QUR’AN PUTRI DIPONDOK
PESANTREN DARUL ILMI KOTA BANJAR BARU” karna ingin memperluas pengetahuan kami
tentang para hafidz dan hafidzah, dan ingin membagi pengetahuan kepada umat
islam tentang keutama’an Al-Qur’an dan para penghafal Al-Qur’an.
Karena Al-Qur’an merupakan sesuatu yang paling utama dari sesuatu yang
lain, bahkan Allah memuliakan orang yang membaca dan yang menghafalnya. Sebagai
mana hadist Rasulullah saw dibawah ini :
عَنْ عَلِيِّ
بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَال :َقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ
وَشَفَّعَهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ اسْتَوْجَبُوا
النَّارَ(رواه ابن ماجه)[1]
Artinya : Dari Ali bin Abi Thalib berkata dia : Rasulullah saw bersabda :
Barang siapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya niscaya Allah masukan kesurga
dan mendapat syafa’at serta di tempatkan mereka bersama orang-orang pilihan
Allah seluruhnya. Sungguh dijauhkan dari api neraka. (HR.Ibnu Majah)
- B. Perumusan Masalah.
- Apa saja metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an diTahfidzul Qur’an Putra dan Tahfidzul Qur’an Putri Darul Ilmi ?
- Faktor apa yang mempengaruhi dalam proses menghafal Al-Qur’an diTahfidzul Qur’an Putra dan Tahfidzul Qur’an Putri Darul Ilmi ?
- Hambatan-hambatan apa saja yang terdapat atau ditemui dalam proses menghafal Al-Qur’an diTahfidzul Qur’an Darul Ilmi ?
- Sejauh mana hasil yang diperoleh dalam penerapan metode menghafal Al-Qur’an diPondok Pesantren Darul Ilmi ?
- C. Tujuan Penulisan.
- Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti ulangan umum semester genap dikelas XI B Putri mata peljaran Bahasa Indonesia yang di bimbing oleh ibu Norliani S.pdi.
- Untuk memperluas pengetahuan tentang Tahfidzul Qur’an.
- Untuk mengetahui dan membandingkan metode-metode yang digunakan dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an di Tahfidzul Qur’an Putra dan diTahfidzul Qur’an Putri Darul Ilmi.
- Dan untuk menemukan yang mana yang lebih efisien, diantara keduanya.
- D. Metode Penelitian.
Untuk mempermudah penulisan karya tulis ini maka kami menggunakan
metode-metode dibawah ini:
- Observasi, yaitu kami melihat langsung dan menanyakan kepada orang-orang yang dianggap lebih memahami tentang hal yang ada hubungan dengan karya tulis ini.
- Liberary research (kepustaka’an), yaitu penelitian atau penulisan denga cara mencari buku-buku yang ada hubungannya denga judul yang kami angkat.
- Angket, yaitu daftar pertanya’an yang dijabarkan atau dibagikan kepada responden dengan bentuk “angket terbuka” yang ditujukan kepada para santri Tahfidzul Qur’an putra Darul Ilmi, dikarenakan tidak memungkinkan bagi kami untuk berinteraksi langsung dengan mereka.
- Interview, wawancara yang ditujukan kepada pembimbing (ustadz/ustadzah) dan para santriwati Tahfidzul Qur’an putri Darul Ilmi.
- E. Sistematika Penulisan.
Karya Ilmiah Remaja (KIR) ini dibagi menjadi lima bab dan terdiri dari sub
bab yaitu :
BAB
I :
Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :
Landasan teoritis yang berisi tentang pengertian dan keutama’an
Al-Qur’an, hukum menghafal dan syarat-syarat menghafal Al-Qur’an,
kesiapan dasar dalam menghafal Al-Qur’an, metode menghafal Al-Qur’an dan
faktor-faktor pendukung menghafal Al-Qur’an.
BAB III :
Metodologi penelitian yang berisi tentang subjek dan objek penelitian, data dan
sumber data, dan teknik pengumpulan data.
BAB IV :
Laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran penerapan
metode menghafal Al-Qur’an diTahfidzul Qur’an Putra Darul Ilmi, gambaran
penerapan metode menghafal Al-Qur’an diTahfidzul Qur’an Putri Darul Ilmi dan
analisis.
BAB V :
Penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS METODE MENGHAFAL AL- QUR`AN
- A. Pengertian dan Keutama’an Al-Qur’an.
Secara bahasa kata Al-Qur’an tersebut, M.Hasbi menjelaskan bahwa
mashdar dari قرأ – يقرأ – قٌرأنا yang artinya baca’an
atau yang dibaca,[2] sebagaimana
firman Allah:
mtR#uäöè%ôìÎ7¨?$$sùm»tRù&ts%#sÎ*sù
Artinya: “apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya
itu.[3]
Sedangkan secara istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada
tandingannya (mu’jizat) diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, penutup para nabi
dan rasul, dengan perantara’an malaikat Jibril alaihis salam, ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang
banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surah
al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.[4] Definisi
tersebut telah disepakati oleh para Ulama dan Ahli ushul.[5]